
Jakarta –
Pemerintah Jepang menghabiskan US$ 36,8 miliar atau setara Rp 597,82 triliun (kurs Rp 16.245) bagi menopang yen sehabis jatuh ke level paling rendah kepada dolar AS. Data dari Kementerian Keuangan Negeri Sakura itu mengungkapkan angka tersebut berjalan dari periode 27 Juni 2024 sampai 29 Juli 2024.
“Jumlah tersebut sesuai dengan ekspektasi dan mengikuti perayaan berulang dari pemerintah Jepang bahwa mereka mulai turun tangan buat melawan pergerakan mata duit yang sungguh fluktuatif,” tulis laporan CNBC, Kamis (1/8/2024).
Intervensi modern Jepang di pasar valuta ajaib terjadi tak usang sehabis yen jatuh ke level paling rendah sejak 38 tahun kepada dolar AS. Pada selesai Mei 2024, pemerintah Jepang sudah mengonfirmasi putaran pertama intervensi mata duit negara itu sejak Oktober 2022.
Baca juga: Apa Nama Mata Uang Taiwan? Ini Nilai Tukarnya ke Rupiah |
Di tengah pelemahan mata uang, bank sentral Jepang pada Rabu (31/7) mengoptimalkan suku bunga acuannya menjadi sekitar 0,25%, dari sebelumnya 0% sampai 0,1%. Langkah tersebut diprediksi mulai menandai suku bunga tertinggi Bank of Japan (BOJ) sejak 2008.
Yen naik tajam sehabis keputusan BOJ dan terakhir kelihatan diperdagangkan pada sekitar 150 per dolar AS. Hal ini sungguh kontras dengan permulaan bulan, saat mata duit Jepang jatuh ke 161,96 per dolar AS buat pertama kalinya sejak Desember 1986.
Yen sudah berjuang melawan tekanan berkesinambungan sejak BOJ menyelesaikan kebijakan moneter suku bunga negatif pada Maret 2024.
Leave feedback about this